Mobile Marketplace Sebagai E-commerce Mainstream Masih Berpeluang - Baca Buku Bisnis

Kamis, 05 Desember 2019

Mobile Marketplace Sebagai E-commerce Mainstream Masih Berpeluang

Mobile Marketplace Sebagai E-commerce Mainstream Masih Berpeluang - Pasti kamu juga sudah merasakan perkembangan jaman yang sudah pesat. Tidak sekedar lebih mudah menemukan produk, tetapi Anda juga sudah bisa menawarkan produk Anda lewat dunia sosial, aau lewat marketplace. Lantas, sebesar apa sih potensi mobile marketplace hingga saat ini? 

Seperti yang kamu tahu, kini semakin banyak yang melayani jual beli barang. Di sanalah, kamu bisa mendapatkan keuntungan lebih. Selain lebih praktis, juga karena lebih efisiensi waktu dan memudahkan pembeli. Mungkin 10 tahun yang lalu, apakah terfikirkan jika sekarang potensi mobile marketplace berubah menjadi e-commerce mainstream? Tentusa saja belum bukan. 

Lantas, pertanyaannya adalah, kenapa mobile dan e-commerce mainstream bisa menjadi sepopuler saat ini? Jawabannya sederhana, karena para pemain mampu mengkolaborasi penemuan mereka yang dapat diakses di smartphone. Mengingat ponsel menjadi bagian dari gaya hidup yang sampai sekarang di gunakan. Jadi, butuh apapun, tinggal pencet, semua akan terhubung dengan sendirinya. Dimana trobosan ini yang kemudian disebut dengan mobile marketplace. 

E-coommerce
E-coommerce

Berapa Banyak Pengguna E-commerce di Indonesia?

Kehadiran mobile marketplace inilah yang menjadi awal mula perkembangan marketplace begitu pesat. Di dukung adannya kematangan infrastruktur seperti jaringan internet yang semakin memudahkan. Tidak tanggung-tanggung, sampai-sampai segala bentuk smartphone semua dapat melakukan akses marketplace satu ini. 

Berdasarkan data Google, pengguna smartphone di Indonesia, dan dimanfaatkan untuk mengakses ke e-commerce ada sebanyak 94%. Jumlah ini terbilang sangat besar. Sedangkan berdasarkan Hootsuite. Sedangkan data dari Hootsuit, We Are Social penggunaan mobile e-commerce dii Indonesia juga menunjukan hasil yang luar biasa. Jika dibandingkan, Indonesia dan China ternyata penggunaan mobile-commerce tetap lebih tinggi Indonesia. Indonesia di angkat 76, sedang China ada di angka 74. Bahkan, Thailand dan Korea selatan juga lebih rendah daripada China.

Potensi E-Commerce Mencapai 1.700 Trilliun

Menariknya, e-commerce hingga 2020 masih tetap berpeluang. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Bidang Edukasi Retail Asosiasi E-commerce Indonesia (idea) Mohamad Rosihan menyampaikan bahwa di potensi e-commerce di tahun 2020 bisa mencapai 1.700 triliun. Dari data lain, seperti dari data Kementerian komunikasi dan Informatika, e-commerce di Indonesia, di ta hun 2016 saja sudah menjadi 440 triliun. Angka ini terbilang cepat, mengingat di tahun 2013 hanya mencapai 112 triliun saja. 


Potensi Membuka Toko Offline Ke Online Masih Berpeluang

Memang pengguna yang menggunakan e-commerce di Indonesia sudah banyak. Baik pelakunya maupun dari segi penjualnya. Rerata mereka yang tergabung dalam ecommerce pun tidak semua usaha dari offline, melainkan dari yang tidak memiliki usaha offline, tiba-tiba membuka toko online. Peluang ini masih berpotensi hingga 7 sampai 10 tahun yang akan datang. 

Jadi, dapat diartikan bahwa masih banyak toko-toko offline yang belum mengonlinekan toko-toko mereka. Jika potensi mible marketplace ini dimaksimalkan lagi, bisa luar biasa. Sedangkan, usaha berjualan secara offline, bisa jadi akan semakin meredup. Ya meski ini dua sisi yang memiliki sisi bak dan sisi buruk. Untuk saat ini, memang ada transisi belanja ritel dari offline kemudian ke online. Jumlahnya masih terbilang kecil, yaitu diangka 2 hingga 7 persen saja.

Itulah beberapa potensi yang masih bisa kamu maksimalkan. siapa tahu kamu salah satu pelaku yang sukses dan meraup keuntungan yang besar. Melihat potensi 7-10 yang akan datang, setidaknya memberikan kisi-kisi untuk mempersiapkan segala kemungkinan, untuk membangun usaha bisnis, misal jualan buku terbesar. Semoga dengan ulasan kali ini bermanfaat. (Elisa)

Tidak ada komentar: